Celaka

Celaka diri yang mengumpat orang lain. Bebas bagi orang yang mencela Firaun, Haman, Abu Jahal, Ubay Bin Khalaf, Abu Lahab serta mereka yang dicela dalam al-Qur'aan. Hanya mereka yang dicela Allah S.W.T. sahaja layak bagi manusia untuk umpat, cela, maki dan hamun.

Bagi orang yang memaki hamun orang dengan perkataan serta doa yang buruk, menurut hadith, makian serta doa buruk tersebut akan kembali kepada orang yang melakukannya. Sebaliknya orang yang diumpat maki itu terselamat.

Begitu juga doa yang baik, doa petunjuk yang dilakukan seseorang terhadap saudaranya (sahabat handai, bahkan musuh), maka menurut hadith, Allah S.W.T menghantar malaikat untuk berdoa di belakang (si-pendoa itu) dan mengaminkan doanya, bahkan Allah S.W.T. anugerahkan apa yang didoakannya untuk orang lain itu, terlebih dahulu, dimakbulkan untuknya (si-pendoa).

Jadi kita punya adab dan sopan menurut landasan Islam dalam hal membicarakan secuatu. Bahkan ucapan baik mahu pun buruk itu, menurut Islam, akan terlebih dahulu menimpa si-pembicara terlebih dahulu. Di samping itu, tiada jaminan untuk keburukan yang diungkapkan itu (dalam doa dan makian) akan terkabul terhadap orang lain yang ditujukan.

Begitu juga bagi orang yang dimurkai Allah S.W.T, walaupun didoakan kebaikan, hatta oleh seorang Nabi sekalipun, ia tetap berada di dalam kemusnahan dan terjauh daripada perlindungan Allah S.W.T, seperti yang berlaku suatu ketika kepada Nabi Muhammad S.A.W. yang ditegur Allah S.W.T kerana mendoakan kebaikan buat ketua Munafik, Abdullah bin Ubay.

Renungkanlah dalam membicarakan politik. Pastikan anda tidak terjebak dalam memaki hamun dan umpat dalam bicara ketika menghentam orang lain, takut nanti anda sendiri yang merata dulang paku serpih, mengata orang awak yang lebih.